Jl. Raden Gunawan, Desa Hajimena, Kec. Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung 35362

Artikel 2023

Images

Pembuatan dan Pemanfaatan Eco Enzyme


Images



Oleh

Ayu Octavia Tanjung Putri, M.Sc

Widyaiswara Ahli Muda Balai Pelatihan Pertanian Lampung

 

A.   Permasalahan Sampah

Sampah merupakan masalah bersama yang penting karena dapat merusak keseimbangan ekosistem lingkungan. Tercatat pada buku infrastruktur Indonesia pada tahun 1995 perkiraan timbunan sampah Indonesia sebesar 53,7 juta ton pada tahun 2020 (Mungkasa, 2004). Kondisi ini akan menjadi masalah besar dengan terbatasnya lahan kosong di kota besar.

Penerapan 3R (Reuse, Reduce dan Recycle) sampah merupakan salah satu program terbaik dalam rangka pelestarian lingkungan hidup karena mengedepankan penanganan sampah dari sumbernya. Pola pengolahan sampah di tempat dilakukan mulai dari pemilahan sampah, penggolongan sampah organik menjadi kompos serta pengelolaan sampah anorganik yang diharapkan  selanjutnya  dapat  didaur  ulang  dengan  melalui  program  bank daur ulang.

Setiap hari, manusia selalu menghasilkan limbah baik organik maupun anorganik. Hal ini mendasari perlu adanya pengelolaan terhadap kedua jenis sampah tersebut sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Salah satu pemanfaatan sampah organik adalah dengan membuat eco enzyme, sebuah cairan serbaguna dan kaya akan manfaat.

B.   Pengertian Eco Enzyme

Eco enzyme adalah merupakan enzim atau ekstrak cairan yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan alami, seperti protein tumbuhan, mineral  dan  hormon  (sisa  sayuran  dan  buah-buahan  dengan substrat   gula   merah).   Eco   enzyme   pertama   diperkenalkan   oleh   Dr. Rasukon Poompanvong dari Thailand yang secara aktif meneliti bagaimana mengolah sisa bahan dapur yang tidak berguna menjadi enzim yang ramah lingkungan dan bermanfaat. Cairan eco enzyme ini berwarna jingga jernih kecoklatan dan memiliki aroma asam segar yang kuat.

C.   Cara Kerja Eco Enzyme

Prinsip kerja  eco enzyme  mirip dengan pupuk organik cair, pestisida nabati,   atau bahan organik cair lainnya.     Sisa sayuran dan   kulit buah- buahan  akan  difermentasi di dalam larutan air gula merah selama tempo waktu  tertentu.  Durasi fermentasi   pembuatan   eco enzyme   lebih  lama dibandingkan    dengan waktu fermentasi pupuk organik cair, hal ini dikarenakan  tujuan  yang  akan  dituju  berbeda,  jika  pupuk  organik  cair adalah cairan dari hasil fermentasi sampah organik  yang diperkaya dengan mikroba, maka eco enzyme   adalah ekstrak cairan yang dihasilkan dari proses fermentasi lanjutan, sehingga benar-benar  keluar sari sari patinya. Dibeberapa   penelitian diketahui eco enzyme   menghasilkan senyawa antimikroba yang  berguna.

   Selama proses fermentasi ini terbentuk gas metana, karbondioksida, berbagai  asam  organik  (asam  asetat  dan  asam  laktat  dan  lainnya)  baik yang  mudah  menguap  maupun  yang  tidak  mudah  menguap  serta  ozon (O3).

 

CO2 + N2O + O2      O3 + NO3 +CO3

 

Saat  fermentasi  ini,  ozon  yang  dipancarkan  darinya  dapat memisahkan karbondioksida dan logam berat lainnya dari udara, sehingga panas yang terperangkap di atmosfer akan berkurang. Eco enzyme juga dapat mengubah amonia menjadi nitrat (NO3) yang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk, serta mengubah karbondioksida menjadi C03  yang dapat memberi makan tanaman, ikan dan makhluk hidup lainnya di lautan. Proses fermentasi ini dilakukan selama 90 hari untuk mendapatkan hasil fermentasi sempurna. Menurut literatur fermentasi eco enzyme berhasil jika terbentuk larutan berwarna jingga jernih kecoklatan, berbau seperti jeruk atau bau buah, dan memiliki pH di bawah 4. Enzim di eco enzyme ini akan tetap aktif bahkan di suhu 1000 C bila dalam kondisi tidak terpapar udara

D.   Keunggulan Eco Enzyme

  • Murah dan mudah dibuat oleh siapa saja
  • Aman terhadap lingkungan
  • Tidak membutuhkan lahan yang luas    
  • Tidak memerlukan bak komposter dengan spesifikasi tertentu
  • Memanfaatkan botol-botol plastik bekas    
  • Dapat menjadi growth factor tanaman
  • Campuran deterjen pembersih lantai    
  • Pembersih sisa pestisida
  • Dapat digunakan sebagai pestisida nabati    
  • Sebagai desinfektan/antiseptik untuk membersihkan luka dan
  • Ampas  dari  eco  enzyme  bisa  digunakan  sebagai  pupuk    

E.   Teknik Pembuatan Eco Enzyme

Pembuatan   eco   enzyme   secara   umum   sangat   sederhana   dan memakai bahan baku yang sangat mudah diperoleh. Proses pembuatan eco enzyme dimulai dengan melakukan fermentasi pada suhu kamar terhadap sampah  dapur,  gula  merah,  dan  air  pada  formula  yang  masing-masing dengan perbandingan 3:1:10

 Bahan-bahan:

-   Kulir buah-buahan yang tidak busuk dan bersih

-   Sisa sayuran yang tidak busuk

-   Gula merah atau gula aren

-   Air sumur atau air matang, tidak menggunakan air berkaporit

 Peralatan:

-   Pisau

-   Jerigen atau botol plastik bekas

-   Talenan

-   timbangan

 Cara pembuatan:

-    Cuci bersih sisa sayuran dan kulit buah yang sudah dipilih (tidak menggunakan yang busuk dan berpenyakit), cuci di air mengalir

-    Tiriskan  sebentar,  kemudian  perkecil  ukurannya  dengan  cara dipotong-potong (tidak diblender, hanya di potong-potong kecil saja)

-    Siapkan air  di  dalam  jerigen  atau  botol  plastik  bekas,  jangan gunakan botol kaca atau metal karena tidak dapat memuai

-   Masukkan gula merah/aren, dan  sisa sayuran atau  kulit  buah dengan perbandingan 10 : 1 : 3

-    Kocok   atau   aduk   wadah   hingga   gula   benar-benar   larut, kemudian tutup rapat

-   Sisakan ruang kosong untuk udara di botolnya ya (tidak diisi full)

-   Beri tanggal pembuatan ditiap wadahnya

-   Fermentasi  selama  90   hari   dalam   keadaan  tertutup   rapat.

Selama bulan pertama, setiap hari kita harus melepaskan gas yang  dihasilkan  dengan  mebuka  tutup  wadah  (cukup  sehari sekali)

-   Setelah 90 hari, saring dan cairan siap digunakan.

Jika cairan menjadi lebih semakin gelap atau menghitam, itu tandanya fermentasi dalam kondisi tidak baik, tambahkan lebih banyak gula merah dan biarkan itu terfermentasi kembali selama 90 hari. Jika ada lapisan tipis putih di atas permukaan, biarkan saja itu tanda fermentasi berjalan baik. Berikut beberapa penggunaan eco enzyme dan takarannya :

No   Penggunaaan  ECO ENZYME AIR
1 Mencuci/merendam sayuran dan buah-buahan (direndam 15 menit untuk menghilangkan residu bahan kimia) 1 CC 200 CC
2 Mengepel lantai 2 Tutup botol Eco Enzyme 8 liter
3 Mencuci Pakaian  2 Tutup botol Eco Enzyme + 1 Sendok Detergen 1 Ember / Secukupnya 
4 Menguras Toilet 1 CC 500 CC 
5 Penyegar udara (dengan cara disemprotkan) 1 CC 500 CC
6 Mencegah penyumbatan saluran wastafel dan air limbah



Bagikan