Jakarta (14/03/2024) - Menteri Pertanian memberlakukan Stop Impor Jagung dikarenakan jumlah produksi jagung yang melimpah.
Usai Rapat Koordinasi Antisipasi Panen Raya Jagung, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa Indonesia akan menghentikan impor jagung.
“Diputuskan untuk stop impor jagung!” tegas Amran.
Menurut Amran, saat ini produksi jagung meningkat sekitar 1 juta ton dibandingkan tahun 2023. Hal ini menjadi berita gembira jika dilihat dari aspe produksi. Namun menjadi masalah baru dari aspek harga jual, yaitu harga jagung di tingkat petani menjadi sangat rendah.
Melihat data yang dilaporkan, di beberapa daerah sentra jagung, harga jagung sudah mulai turun. Bahkan di Lampung dan Sulawesi Selatan, harga jagung di tingkat petani bisa menyentuh harga 3.000 sampai 3.500 per kilogramnya.
Berdasarkan keasaan tersebut, diputuskan untuk menghentikan impor jagung yang mulai diberlakukan hari ini.
Amran juga menjelaskan beberapa langkah untuk menjaga kestabilan harga jagung.
Pertama, Kementerian Pertanian akan bersinergi dengan BULOG untuk menyerap jagung hasil petani. Kemudian ditetapkan HAP atau Harga Acuan Pembelian untuk komoditas jagung. HAP Jagung sebesar 4.200 rupiah per kilogram.
Kementerian Pertanian juga akan berkomitme bersama Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) untuk menyerap hasil panen jagung petani.
“Petani jangan dibiarkan sendiri. Petani adalah pahlawan kita! Asosiasi peternak bisa langsung ke petani. Petani untung, pedagang tersenyum, GPMT bahagia!” kata Amran
Lebih lanjut Amran menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian menerima laporan bahwa hasil panen jagung untuk periode Maret – April melimpah.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), luas panen jagung pada bulan Maret adalah seluas 405 ribu hektar. Perkiraan produksi jagung periode Maret 2024 ini adalah 2,29 juta ton pipil kering. Sementara itu, untuk bulan April 2024 diperkirakan hasil panen jagung mencapai 1,76 juta ton dengan perkiraan luas panen sebesar 318 ribu hektar.
Luas panen periode Maret 2024 terbesar diperkirakan tersebar di beberapa daerah sentra Jagung yatu Tuban, Bone, Lampung Timur, Lampung Selatan, Bima, Dompu, Sampang, Pamekasan, Lampung Tengah dan Sumbawa.
Sedangkan untuk bulan April 2024, terbesar diperkirakan tersebar di Sumbawa, Bima, Gunung Kidul, Dompu, Lampung Tengah, Wonogiri, Boalemo, Lampung Timur, Jeneponto dan Malang.
“Kita harus menjaga kesimbangan, kita ingin semua pihak untung!” demikian pungkas Amran.
Balai Pelatihan Pertanian Lamp . . .
19 Nov 2024