Kementerian Pertanian (Kementan) terus berkomitmen meningkatkan kemampuan dan keahlian Sumber Daya Manusia Pertanian serta peningkatan produktifitas hasil pertanian melalui Pertanian Modern melalui kegiatan MSIB (Magang dan Studi Independen Bersertifikat)
Program ini bertujuan untuk mengintegrasikan manajemen agribisnis dan korporasi guna meningkatkan produktivitas serta daya saing petani melalui pembentukan kelembagaan ekonomi berbasis korporasi.
Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, menyampaikan bahwa pengembangan lahan rawa merupakan komitmennya untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan lahan tanam dalam waktu dekat. Menurutnya, dengan optimalisasi lahan rawa, diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman serta produktivitas.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengunjungi posko Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB) di Kecamatan Pardasuka, Kabupaten Pringsewu pada Sabtu (19/10).
Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan kelancaran program Pertanian Modern dan MSIB sekaligus memantau kemajuan program cetak sawah di wilayah Kabupaten Pringsewu.
Dalam sambutannya, Idha menekankan pentingnya program magang bagi calon petani muda untuk memperoleh pengalaman langsung di sektor pertanian. Menurutnya, program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mempelajari kondisi pertanian secara nyata, terutama dalam konteks pertanian modern.
“Kementerian Pertanian telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi selama tiga tahun terakhir. Kolaborasi ini bertujuan untuk menyinergikan pendidikan pertanian dengan program strategis Kementerian Pertanian, termasuk swasembada pangan dan target Indonesia menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2025,” ujar Idha.
Ia juga menjelaskan bahwa saat ini Kementerian Pertanian sedang mendorong modernisasi pertanian, di mana program magang seperti Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB) berperan penting dalam memperluas wawasan mahasiswa.
“Melalui magang ini, para peserta dapat mengenal langsung kegiatan petani dan agribisnis di lapangan, khususnya di lahan rawa. Diharapkan kalian akan menjadi ahli di bidang pertanian lahan rawa dan tumbuh sebagai petani muda yang kompeten,” tambahnya.
Abdul Roni Angkat, Kepala Balai Pelatihan Pertanian Lampung, turut menyampaikan harapannya. “Semoga para mahasiswa dapat menyerap ilmu yang bermanfaat selama program ini berlangsung, dan para mentor bisa tetap mendampingi serta berkontribusi dalam pengembangan pertanian di daerah ini,” ujarnya.
Dengan dukungan penuh dari semua pihak, diharapkan program ini akan menjadi langkah penting dalam mencetak generasi petani muda yang mampu membawa pertanian Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah.